Diberdayakan oleh Blogger.

Senin, 12 Januari 2015

PESIMIS DAN REALISTIS

Tiga hari yang lalu seorang teman memintaku untuk mencari film berjudul 500 Days of Summer. Katanya ini film lama namun sangat menyentuh (yaelah) .. Dasar cewek, demen banget sama film yang “menyentuh”. Namun, demi menyenangkan temanku ini akau berjibaku di ganool dan berbagai situs film untuk menvcari film tersebut berikut subtitlenya dan yes, setelah lebih dari 1 jam mendownload di warnet akhirnya dapat juga tuh film.
Sudah sifat dasar manusia selalu ingin tahu. Akupun memutuskan menonton film itu sebelum filenya kuserahkan pada temanku. Kesimpulan akhirnya, aku sempat terhanyut begitu menonton film ini. Ini bukan seperti film lebay ala sinetron Indonesia dimana tokoh utamanya hanya bisa bersabar dan menangis. Film ini benar-benar real dengan keadaan yang mungkin banyak kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan aku sempat berpikir nih film kayaknya diambil dari kisah nyata hidupku, soalnya persis banget, kecuali di beberapa adegan, hehehe ..
Film ini diawali dengan sebuah tagline : “This is not a love story, This is story about love”. Bingung kan ?? Awalnya akupun sempat bingung, namun setelah nonton dari awal sampai akhir baru aku paham. Ya film ini bukanlah cerita tentang percintaan Tom (Joseph Gordon-Levitt), si tokoh utama pria dan Summer (Zooey Deschanel), si tokoh utama wanita. Film ini adalah kisah tentang cinta itu sendiri.
Dikisahkan Tom yang bekerja sebagai pembuat kartu ucapan sangat percaya pada konsep “True Love” dan ia yakin bahwa seorang wanita telah diciptakan menjadi “The One” baginya. Ia pun bertemu dengan Summer dan ia meyakini bahwa Summer adalah “The One”-nya, bahagian hatinya yang hilang. Summer bukanlah wanita yang mempercayai konsep cinta seperti Tom, ia hanya bersenang-senang dengan cinta itu. Tom awalnya sangat bahagia karena ia dan Summer memiliki banyak kesamaan bahkan ia rela menjalin hubungan tanpa status dengan Summer sambil berharap kelak Summer akan benar-benar menjadi “the one”-nya. Namun seiring berjalan waktu, ia tahu bahwa Summer tidak terlalu menanggapi serius hubungan mereka. Tom pun frustasi. Pekerjaannya jadi amburadul dan ia jadi suka melamun. Sampai akhirnya ia mulai ragu dengan konsep “True Love” yang diyakininya selama ini.
Akan tetapi, ketika ia kembali bertemu dengan Summer setelah bertahun-tahun berpisah, ia mulai meyakini bahwa sepertinya “The one”-nya memang benar-benar Summer. Ia mengabaikan semua hal kecuali Summer. Ia lakukan apa saja demi Summer, bahkan mengabaikan nasehat teman-teman dan adik perempuannya sendiri. Tom baru berubah ketika bertemu dengan Summer dan melihat cincin kawin di jari manisnya. Sempat frustasi namun kemudian Tom belajar untuk bangkit ..
Salah satu momen yang menarik adalah ketika Summer berkata, “Kau benar, cinta sejati itu memang ada, tapi tidak serumit yang kau kira. Hal-hal biasa yang terjadi di sekitar kita bisa jadi cinta sejati itu sendiri.” Maksudnya adalah, kebanyakan kita berpikir terlalu di angan-angan tentang konsep cinta sejati. Padahal, tanpa disadari orang-orang biasa yang kita lewati itu adalah cinta sejatinya. Tidak ribet seperti Tom yang berpikir bahwa cinta sejatinya itu adalah sosok yang benar-benar sempurna.
Film ini bukan sekedar mengajarkan tentang apa itu cinta sejati yang sebenarnya. Film ini juga menjelaskan apa itu “Pesimis” dan “Realistis”. Pesimis adalah sikap yang tidak ada lagi pengharapan. Semua sudah berakhir dan tak mungkin. Seperti Tom yang sudah tidak memandang wanita lain di sekitarnya hanya karena Summer yang disukainya. Realistis adalah sikap meyakini sesuatu dengan cara yang wajar. Seperti ucapan Summer menjelang akhir film, “Cinta sejati memang ada tapi tidak serumit yang kau pikirkan”.
Dalam kehidupan kita pasti ada sosok seperti Summer yang sangat kita harapkan untuk menjadi pasangan kita. Ia membuat kita jatuh, hilang akal, dan cenderung melakukan sesuatu secara berlebihan. Tapi pada akhirnya ketika sosok itu tak jadi milik kita, justru kita sadar ia cuma hiasan perjalanan hidup kita.  Summer dalam film ini bisa juga berarti harapan dan mimpi-mimpi kita. Ya, realitas terkadang tidak sesuai dengan harapan kita, bahkan cenderung membunuh mimpi kita. Tapi itulah realitas (kenyataan). Harus dihadapi, dijalani, dicari solusinya dan dinikmati.
Pada akhirnya berhentilah pesimis, dan mulailah bersikap realistis. Bahagia itu sifatnya sederhana. Buat apa menginginkan sesuatu yang sempurna untuk membahagiakan kita bila hal kecil seperti tertawa masih bisa membuat kita bahagia. Jadi nikmatilah hal-hal sederhana yang membuatmu bahagia.
Ya, anyway, film ini benar-benar menarik buat kalian yang merasa udah hilang harapan dan masih terjebak di masa lalu, sperti saya (hehe) .. Ya saya juga pernah punya sosok “Summer”, ia membahagiakan, meninggalkan dan yang terpenting mendewasakan saya. Sekarang pun ada satu sosok lagi, dan sepertinya ia hanya akan menjadi “Summer” ke dua dalam hidup saya .. Saat ini ia benar-benar membahagiakan, entahlah esok hari. Tapi yang jelas akan terus belajar untuk realistis. Seperti kata Aidh Al Qarni dalam La tahzan : Bisa jadi yang sukai adalah buruk buatmu, dan bisa jadi yang kau benci justru baik buatmu. Allah Swt tahu apa yang paling baik bagimu …..


0 comments

Posting Komentar